The Power of Do’a Part 1
Oleh Yulia Rizki Fauziah, S.Pd
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, Allah Yang Maha Mendengar setiap doa hamba-Nya. Segala puji bagi Allah yang senantiasa mengabulkan setiap doa, yang telah menyatakan dalam firman-Nya,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠
“ Dan Rabbmu berkta, ‘Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan.’”
(Q.S Ghafir : 60)
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sang teladan, yang hampir seluruh aktivitasnya diawali, disertai, dan diakhiri dengan doa. Rasulullah SAW lah yang telah mengajarkan kepada umatnya tentang bagimana mereka bedoa dan meminta kepada Allah SWT.
Kita harus tahu bahwa doa itu perkara yang besar, karena doa bukan sesuatu yang bentuknya biasa, doa itu merupakan sesuatu yang besar maka tidak salah ketika Rasulullah SAW menempatkan posisi doa nabi tidak menempatkan posisi doa itu hanya dalam masalah fikih tetapi sesungguhnya doa itu termasuk bagian dari akidah dan tauhid seorang hamba kepada Rabb nya.
Doa juga merupakan bagian dari sebuah senjata. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Hakim, Rasulullah SAW bersabda :”Doa itu senjata bagi orang-orang yang beriman..” senjata dibagi menjadi dua, ada senjata yang berfisik/berwujud, mampu kita raba, mampu kita rasa dan mampu memiliki daya rusak kepada musuh-musuhnya. Tapi senjata yang kedua adalah senjata yang tidak berfisik, senjata yang tidak berwujud, senjata yang justru lebih lembut dari hembusan angin, lebih lirih dari suara-suara anak-anak kecil yang kita dengar. Bisa jadi efek yang yang ditimbulkan dari senjata yang kedua jauh lebih besar dari pada efek yang ditimbulkan dari senjata yang pertama. Karna senjata yang kedua langsung berkaitan dengan dengan Allah, dan ketika Allah sudah dilibatkan maka tidak ada satupun tembok dan tidak ada satupun benteng yang bisa menahan apapun yang ada dihadapan, ketika kekuatan doa itu sudah ditunjukan kepada orang yang didoakan.
Inilah yang menjadikan kita memahami bahwa doa itu perkara besar dan tidak boleh dianggap perkara ringan karena mungkin, kebaikan hidup kita salah satunya dari doa. Berapa banyak manusia menjadi kuat bukan karena fisiknya tapi karena kekuatan doanya. Doa menjadi sebab terindah Allah menguatkannya. Sampai-sampai Rasulullah SAW menempatkan bahwasannya doa itu merupakan inti ibadah karena memang, penting.
Semua berkaitan dengan doa, sholat kita berkaitan dengan doa, bagaiman keseharian kita membutuhkan doa, kita tidak ada apa-apanya ketika kita tidak pernah memanjatkan diri kita kepada Allah dalam pengharapan. Pembeda kualitas kehidupan manusia salah satunya dibedakan dengan doa.
Banyak doa yang datang dari hati yang lalai, dari pikiran yang melayang-layang, serta buta terhadap makna. Jika doa diiringi tiga kondisi ini apa yang kita harapkan dihadapan Allah ketika doa itu datang dari hati yang lalai ?
Kita harus paham dan mengerti apa yang kita panjatakan dan bagaimana makna yang terkandung di dalam doa bahkan kita harus paham latar belakang dalam setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah, karena sekali lagi pembeda kualitas kehidupan kita didasarkan kepada doa yang kita panjatkan dan bisa jadi kehidupan akhirat kita pun akan dibedakan dengan doa-doa yang kita panjatkan dihadapan Allah dalam kehidupan kita.