MENGENAL FIXED MINDSET DAN GROWTH MINDSET DALAM PEMBELAJARAN

Bagikan

Oleh : Yiyin Ema Amalia, S.Pd

“Kamu memang pintar, dapat menyelesaikan soal sulit ini dengan baik.”

“Kamu sudah belajar dengan tekun, dan hasil belajar mu terlihat hari ini. Kamu mendapat nilai yang sangat baik.”

Apa perbedaan dari dua pernyataan di atas? Sekilas dua pernyataan tersebut sama-sama mengandung makna pujian, namun ternyata pujian tersebut memiliki dampak yang berdeda. Sebagai orang tua atau pendidik, penting kiranya mengetahui konsep tentang mindset agar tidak salah perlakuan pada proses pembentukan pola pikir anak dalam pengasuhan dan pendidikan. Pembahasan tentang konsep dari mindset ini akan dikerucutkan pada proses pembelajaran di kelas.

Hal yang tidak kalah penting diperlukan dalam pembelajaran adalah motivasi belajar, motivasi ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat memengaruhi hasil belajar siswa, biasanya motivasi belajar terbentuk dari rasa percaya diri siswa yang tinggi. Salah satu cara membentuk rasa percaya diri tersebut adalah dengan memberikan pujian kepada mereka. Namun yang perlu diwaspadai adalah pujian seperti apa yang harus diberikan agar dapat memberikan dampak positif untuk masa depan mereka?

Berdasarkan hasil penelitian selama tiga dekade yang dilakukan oleh Carol S. Dweck dalam buku The Danish Way of Parenting karya Jessica Joelle dan Iben Dissing Sandhal menjelaskan bahwa pujian yang hanya terfokus pada pencapaian anak dan diberikan kepada anak secara terus menerus akan membentuk pola pikir permanen pada anak atau yang biasa disebut dengan fixed mindset. Dengan pemikiran permanen seperti itu, anak akan cenderung tidak mengembangkan kemampuannya dalam belajar karena merasa sudah terbelenggu dengan label yang diberikan oleh guru. Contonya, ketika guru sering memuji dengan kalimat “Kamu memang pintar”, “Kamu memang cerdas”, “Kamu memang berbakat”, maka akan muncul kecenderungan dari siswa bahwa mereka sudah mencapai puncak dari pencapaian mereka, sehingga mereka enggan untuk melakukan peningkatan dalam belajar. Hal ini juga akan membuat siswa tidak menyukai tantangan dan selalu ingin berada pada zona nyamannya.

Sebaliknya, pujian dengan dampak positif dapat dilakukan jika fokus utama memuji bukan pada hasil melainkan pada proses usaha yang sudah dilakukan, pujian yang demikian akan menghasilkan pola pikir bertumbuh atau biasa disebut dengan growth mindset. Anak-anak dengan pola pikir growth mindset cenderung akan selalu peduli pada pembelajaran. Mereka akan sangat menghargai proses dibanding hanya sekedar mengharapkan label cerdas atau pintar saja. Ketangguhan mereka dalam berjuang akan terbentuk karena mereka tidak takut akan kegagalan, justru kegagalan itulah yang kemudian semakin mendorongnya ke arah yang lebih baik lagi. Selain itu, dampak positif dari growth mindset adalah semakin berkembangnya proses beradaptasi dalam menghadapi tantangan dan selalu ingin bekerja sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah sehingga tingkat stress atau depresi dapat dikurangi. Pola pikir yang seperti inilah yang sebenarnya sangat diperlukan anak dalam menghadapi masa depan sehingga dapat membentuk jiwa kepemimpinan mereka agar dapat mengontrol bukan hanya dirinya sendiri namun juga kehidupan sekelilingnya.

Berikut adalah beberapa contoh pujian positif yang akan membentuk growth mindset pada anak.

“Saya suka caramu menyelesaikan soal tantangan ini, kamu tidak mudah menyerah sehingga akhirnya dapat menjawabnya dengan baik.”

“Kamu sudah belajar dengan tekun, dan hasil belajar mu terlihat hari ini. Kamu mendapat nilai yang sangat baik.”

“ini adalah tugas yang berat dan sulit, tapi kamu tetap mengerjakan dan menyelesaikannya dengan baik. Ibu sangat bangga padamu karena kamu tetap fokus dan bersungguh-sungguh.”

Berdasarkan penjelasan tersebut, kita akhirnya dapat membedakan dua contoh pujian pada pembahasan di awal yakni pujian pertama (“Kamu memang pintar, dapat menyelesaikan soal sulit ini dengan baik”) hanyalah pujian yang berorientasi pada hasil sehingga akan membentuk pola pikir permanen (fixed mindset) sedangkan pujian kedua (“Kamu sudah belajar dengan tekun, dan hasil belajar mu terlihat hari ini. Kamu mendapat nilai yang sangat baik.”) berorientasi pada proses sehingga akan membentuk pola pikir bertumbuh (growth mindset) .

Sumber Referensi :

Joelle Alexander, Jessica dan Iben Dissing Sandhal. 2021. The Danish Way of Parenting. Yogyakarta : Bfirst

Dweck, Carol S. 2021. Mindset. Tangerang : Penerbit Baca

Scroll to Top