Organisasi Pelajar sebagai Media Pendidikan Karakter Kepemimpinan bagi Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Islam
Oleh: Rizal Fadhlul M., S.Pd., M.Pd.
Organisasi adalah sebuah wadah tempat berkumpulnya orang-orang sebagai anggota organisasi tersebut yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, dengan tugas pokok, fungsi, peran, dan tanggung jawab yang jelas, yang mematuhi segala aturan dan mengikuti tata cara dan prosedur yang berlaku, dan menerima, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai/norma-norma/tradisi bersama secara konsisten, untuk pemecah permasalahan dan pencapaian tujuan organisasi (Yasin, 2012). Untuk mencapai tujuannya, organisasi harus berjalan dan dapat melakukan fungsinya. Hal ini akan terlaksana, apabila unsur-unsur kesatuan dapat bekerja baik, baik sebagai bagian tersendiri, maupun dalam hubungan dengan unsur-unsur yang lain atau dalam kesatuan fungsi (Amin, 2013).
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “organisasi” dengan kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu: kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (KBBI, 2013). Sedangkan secara terminologi organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu (Yusuf, 2019).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama dalam mencapai sebuah tujuan tertentu. Konsep organisasi dalam pandangan Islam dinamakan dengan jama’ah, karena di dalamnya memiliki kesamaan definisi, yang mana jama’ah merupakan badan yakni perserikatan orang-orang yang bekerjasama tim dalam sebuah organisasi.
Organisasi dalam pandangan Islam yang dikenal dengan jama’ah merupakan keniscayaan bagi umat manusia. Karena manusia sejatinya merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini sejalan dengan Firman Allah Subhanahu wata’ala dalam surat Al-Hujrat ayat 13.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujrat: 13)
Dalam al Quran surat ash Shaff ayat yang ke-4 Allah subhanahu wata’ala Berfirman:
إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Ash-Shaff: 4)
Dalam ayat tersebut terdapat kandungan manfaat serta konsep-konsep dalam berorganisasi, bekerjasama dalam sebuah barisan yang teratur dan kokoh. Salah satu surah Madaniyah ini mengupas secara rinci tentang konsep berjamaah di dalam Islam, yang mana, pengokohan organisasi dan kejamaahan adalah titik tekan dakwah Rasulullah saw di Madinah, berbeda dengan titik tekan dakwah Rasulullah saw ketika di Mekkah yang fokus pada pengokohan aqidah dan ruhiyah umat Islam masa itu. Dalam surah ini, terdapat lima konsep besar yang harus ada untuk mewujudkan organisasi yang kokoh, yaitu: 1) kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, 2) soliditas tim, 3) ketepatan mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, 4) konsep kesungguhan dalam bekerja dan berjuang, 5) memiliki kader yang militan (kader yang solid) (Muhammad A, 2012).
Ciri-ciri organisasi dikemukakan Ferland yang dikutip oleh Handayaningrat sebagai berikut:
1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.
2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan usaha/kegiatan.
3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya/tenaganya.
4. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan.
5. Adanya suatu tujuan.
Organisasi selain dipandang sebagai wadah kegiatan orang juga dipandang sebagai proses, yaitu menyoroti interaksi antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang bersangkutan. Organisasi dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mengoptimalkan kinerja pengurus tidak terlepas dari pemberdayaan potensi yang ada. Organisasi secara umum dipandang sebagai sebuah budaya, memberi peluang untuk penafsiran budaya. Sebuah organisasi bisa jadi merupakan cara pandang anggotanya, menciptakan realitas bersama yang berbeda dari budaya lainnya. Pemaknaan bersama, pemahaman bersama dan menciptakan perasaan bersama adalah cara yang berbeda untuk menggambarkan budaya.
Berbicara tentang budaya berarti berbicara tentang sebuah proses pembentukan realitas yang memungkinkan orang untuk melihat dan memahami kejadian khusus, tindakan, objek, ucapan dan situasi dalam cara yang unik. Budaya organisasi terbentuk melalui interaksi antar anggota dari organisasi yang bersangkutan (Hendra, 2018).
Organisasi pelajar di pondok pesantren adalah wadah berkumpulnya sekumpulan santri untuk mencapai tujuan bersama dalam satu organisasi, dan mempunyai visi dan misi yang jelas yang diketahui oleh semua pengurus organisasi serta disetujui oleh pengasuh pondok. Organisasi pelajar di pondok pesantren merupakan organisasi santri yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan pesantren dan mendapat support pendanaan kegiatan keorganisasian dari keuangan pondok pesantren.
Salah satu pondok pesantren modern yang ada di Indonesia adalah Pondok Pesantren Modern Al-Islam, dipesantren tersebut mendefinisikan organisasi pelajar sebagai suatu perkumpulan yang terdiri atas bagian-bagian tertentu yang beranggotakan orang-orang yang menuntut ilmu agama Islam (Syari’) dan ilmu umum (Ashri) yang bertujuan selain sebagai media pembelajaran dan pendidikan kepemimpinan bagi santri juga untuk menjadikan pesantren menjadi lebih kondusif karena seluruh santri diarahkan oleh suatu peraturan yang dibuat organisasi atas persetujuan bagian kepengasuhan santri (unit kesantrian) dan pimpinan pondok pesantren modern (Mudirul Ma’had). Adanya munadzomah (organisasi) dalam pondok pesantren gunanya membuat pesantren tersebut lebih teratur disisi lain adalah membuat para anggota organisasi terlatih untuk mengurus suatu hal, karena ketika mereka sudah lulus mereka akan mengurus yang lebih besar lagi di lingkungan masyarakat. Maka dari itulah diperlibatkanlah mereka dalam suatu organisasi, agar mereka menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap persoalan kemasyarakatan karena mereka sudah terbiasa dalam organisasi pelajar.
Salah satu contoh pada organisasi pelajar seorang satri mendapat tugas bagian untuk menjadi bagian pengajaran/ta’lim yang perkerjaanya adalah mengatur segala aktivitas kegiatan di masjid, dia sudah mengerti dan sudah terbiasa dalam mengatur segala bentuk kegiatan-kegiatan beserta program-program pengajaran, maka ketika dia sudah beraktivitas di lingkungan masyarakat atau diberikan kepercayaan oleh masyarakat sebagai DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), maka secara kemampuan dan mental dia sudah siap menjalaninya. Itulah salah satu gambaran fungsi organisasi dalam pondok pesantren modern. Selain itu, tujuan utama dari dibentuk suatu organisasi adalah menjadikan para santri lebih terarah karena sudah ada yang mengaturnya yaitu anggota perbagian di organisasi pelajar, seperti yang mengurus ibadah santri adalah bagian pengajaran, yang mengurus ketertiban lingkungan asrama santri adalah bagian rayon, yang mengurus ketertiban dan kedisiplinan santri adalah bagian keamanan santri, dan sebagainya.
Dari pemaparan tersebut di atas bisa disimpulkan bahwa, organisasi pelajar memiliki peran penting dalam proses pendidikan terkhusus pendidikan karakter, karena melalui organisasi ini seorang pelajar memiliki tuntutan untuk belajar memahami tugas yang diembankan organisasi yang kemudian secara langsung diaplikasikan dalam aktivitas berorganisasi secara kontinu dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan selama masa periode kepengurusan organisasi. Selain daripada itu, melalui organisasi pelajar ini juga terdapat pendidikan karakter kepemimimpinan, karena seorang anggota organisasi merupakan petugas organisasi yang dituntut untuk mengordinir para santri di bawah kepemimpinan organisasi dalam melaksanakan aktivitas kegiatan pelajar di suatu lembaga. Karenanya, prinsip manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasi dilakukan oleh anggota organisasi dalam menjalankan aktivitasnya sebagai petugas organisasi.
Referensi
Al Quran dan Terjemahnya Depag RI, 2002 : 88
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2013 (http://kbbi.web.id/organisasi/html, diakses 31 Desember 2019.
Mahmudin Yasin, Membangun Organisasi Berbudaya, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012), hlm. 7.
Muhammad A. 2012. Tafsir Tematik : Ayat Tentang Pengorganisasian. (Online), (http://khazanahpengetahuann.blogspot.com/2012/05/tafsir-tematik-ayat-tentang.html, diakses 01 Januari 2020).
Muhammad yusuf, “Keorganisasian”, diakses dari http://muhammadyusuf-bone.blogspot.com/2016/03/keorganisasian.html?m=1 pada tanggal 31 Desember 2019, pukul 22.10. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.132.