Pendidikan Berkarakter

Oleh : Khoilika
Sholeh, adalah output yang menjadi target pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan islam. Seperti perkataan Imam Syafi’I : “Setelah aku mendapatkan ilmu ini, sadarlah aku bahwa ilmu ini tidak boleh dituntut jika untuk mendapatkan dunia, ilmu ini hanya akan kita peroleh jika dituntut untuk mendapatkan kejayaan kehidupan akherat.” Dengan kata lain sholeh adalah menuntut ilmu untuk memperoleh kebahagiaan kehidupan akherat.
Mandiri, pendidikan yang bermakna berlepas diri dari segala bentuk ketergantungan kepada makhluk, pendidikan yang mengarahkan anak untuk mampu mengimplementasikan bahwa dirinya hanya bergantung kepada Allah SWT.
Unggul, Maknanya adalah yang sesuai dengan apa yang Rasulullah Muhammad Saw. Sebutkan dalam sebuah hadist :”sebaik-baik diantara kalian adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.” tiga hal inilah yang menjadi target dalam pendidikan berkarakter.
Untuk mewujudkan ketiga hal tersebut, lembaga pendidikan islam memiliki dua model pendidikan/pembinaan yakni : tanmiyah (people building) dan tarbiyah (character building). Dalam pendidikan/pembinaan tanmiyah, peserta didik dilatih untuk memiliki sumber daya manusia yang unggul, dengan menghadirkan para pendidik lulusan terbaik.
Pendidikan/pembinaan bukan hanya dalam aspek tanmiyah saja, tapi juga dalam aspek tarbawiyah. Tarbiyah (Character Building) memiliki pengertian sebagai upaya pembinaan untuk menumbuhkembangkan potensi individu yang meliputi akal, ruh dan jasad, secara seimbang (tawazun) dan terus menerus (istimror). Ini semua dalam rangka keparipurnaan ajaran Islam. Upaya ini dapat dikarakterisasikan dengan pencapaian sasaran- sasaran yang sekaligus menjadi indikator tarbiyah.
Beberapa sasaran yang terkait dengan individu (peserta didik) meliputi : pertama, terbentuknya gambaran Islam yang jelas, menyeluruh, dan benar untuk kemudian menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Kedua, terbentuknya interaksi dengan Islam baik internal berupa keyakinan yang membentuk asas hidup, pemikiran dalam bentuk idiologi, perasaan dalam bentuk selera, maupun eksternal dalam bentuk sikap dan tingkah laku. Ketiga, terjadinya peningkatan kualitas karakter peserta didik dan kemampuan berupa sikap pengendalian da’wah sehingga memberikan hasil yang produktif. Keempat, terasahnya kemampuan pengendalian dan organisasi dalam rangka terbentuknya kemampuan analitis dan strategis. Kelima, terbentuknya karakter kepemimpinan yang tidak hanya memiliki pemahaman hukum (Fihqul ahkam) tapi juga kepemahaman terhadap amal jama’i (fiqhud da’wah). Keenam, terbentuknya pribadi yang teraktualisasi potensinya sesuai dengan minat, kafaah, dan kepakarannya, yang secara umum dapat diklasifikasikan pada ; da’wah, ilmiah, dan Faniyyah (keterampilan, usaha dan bisnis). Ringkasnya tanmiyah adalah proses pembentukan pengetahuan, keterampilan (skill) dan keahlian. Maka tarbiyah adalah pembentukan sikap dan karakater. Maka pendidikan/ pembinaan kombinasi antara tarbiyah dan tanmiyah mendorong peserta didik untuk memiliki peran lebih di tengah umat. Selain sebagai agen perubahan (anashiru taghyir), juga berperan dalam pembentukan konsep keislaman yang dibutukan masyarakat. Sebagai salah satu bentuk