Pendidikan Pondok Pesantren dan Tantangan Arus Globalisasi

Bagikan

Yosep Sopandi, S.Sos

Pendidikan sebagai sebuah proses belajar dan mengajar dalam upaya mentransfer ilmu, pengetahuan serta ahlak berkenaan dengan adab, nilai-nilai dan norma dalam sendi kahidupan. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah upaya untuk menunutun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam kamus KBBI pendidikan berasal dari kata mendidik, yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Abdurahman shaleh (dalam Hidayat dan Abdillah, 2019: 24) “pendidikan sebagai proses yang dibangun masyarakat untuk membawa generasi-generasi baru kearah kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan kemampuan yang berguna mencapai tingkat kemajuan paling tinggi.

Menurut Muhammad Athiyah Al Abrasyi, “Pendidikan Islam (Al Tarbiyah Al Islamiyah) adalah usaha untuk menyiapkan manusia agar hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaan, manis tutur katanya baik lisan dan maupun tulisan. Di sisi lain menurut Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali (dalam Hidayat Rahmat, 2016: 11) pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk  pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan mapunun perbuatan.

Beberapa pandangan diatas yang menggambarkan tentang pengertian pendidikan yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dan alurnya sama. Dimana konsep pendidikan berkenaan dengan potensi manusia yang kemudian di gali dan dikembangkan baik berupa ilmu dan pengetahuan melalui  dibarengi dengan transfer ahlak berupa sikap, adab dan nilai-nilai yang suci guna untuk kemajuan peradan manusia yang mulia. Memberikan arah tuntunan bagi pemenuhan kebutuhan manusia dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, lingkungan, bangsa, Negara di masa yang akan datang dan yang paling penting adalah pemenuhan di dunia maupun akhirat.

Berkenaan dengan definisi pendidikan di atas, jenis pendidikan dikategorikan sebagai berikut, ada yang dinamakan pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, khsusus baik yang sifatnya formal maupun non formal. Menarik untuk dipahami labih dalam mengenai pendidikan keagamaan berupa pendidikan yang ada di pondok pesantren. Pendidikan di pondok pesantren ada yang secara khusus konsepnya hanya mendalami bidang ilmu agama saja. Ada juga konsep pendidikannya menggabungkan antara bidang ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum baik berupa saintek maupun soshum.

Perkembangan dunia pendidikan hari ini terus mengalami transformasi yang sangat pesat dengan mengimbangi arus perkembangan zaman di masa tumbuh kembangnya teknologi. Hal ini juga sangat dirasakan sekali di dunia pendidikan berbasis “Pondok Pesantren”. Konsep pendidikan pondok pesantren mulai memadukan konsep agama dan ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai dengan banyaknya pondok pesantren yang ada di Indonesia memiliki sekolah-sekolah formal, mulai dari tingkat TKA, SD, SMP, SMA/SMK bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Data pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah 26. 975 yang memiliki satuan pendidikan di dalamnya adalah dengan jumlah 12.669 dari jumlah pondok pesantren yang ada seluruhnya menerapkan pendidikan berbasis ilmu agama dan ilmu pengetahuan (https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik) Diakses tanggal 31 Desember 2022

Beberapa alasan mengenai banyaknya pondok pesantren tradisional yang beralih menjadi pondok pesantren berbasis modern, dengan dimasukannya sekolah formal. Yang pertama, adalah pondok pesantren tradisional tidak lagi menjadi daya tarik masyarakat. Kedua, keberlangsungan pondok pesantren mulai terancancam sepi karena para santrinya banyak memilih di sekolah formal. Ketiga, semakin berkembangnya arus perubahan zaman dalam kontek globalisasi yang dapat mengancam terhadap keberlangsungan tatanan kehidupan masyarakat kearah arus negative dalam segi akhlak. Di dalam poin satu dan dua, meskipun hal itu terjadi akan tetapi masih ada beberapa pondok pesantren yang terus berjalan hanya di bidang keagamaan saja.

Tantangan arus globalisasi memiliki berbagai persepsi di dalamnya, baik yang bersifat negative maupun positif, di sisi lain baik berupa tantangan maupun peluang terhadap dunia pendidikan. Secara penjelasan, globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan  masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan. Adanya pertukaran di semua bidang  lintas Negara maksudnya adalah semua Negara dapat menjalin hubungan secara langsung dan bebas dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya batasan-batasan.

Pertukaran ini dapat memberikan hal positif di satu sisi, di sisi lain adalah ancaman besar terhadap bangsa, dimana Negara terutama Negara-negara maju bisa secara bebas melakukan, mentransformasikan budaya, politik, ekonomi bahkan sampai ideologi yang mereka anut yang kemudian secara tidak sadar ataupun tidak dapat diadopsi oleh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kebudayaan-kebudayaan asing yang sudah diadopsi yang kemudian diaplikasikan oleh masyarakat yang kemudian menjadi jati diri suatu masyarakat. Efeknya adalah mulai hilangnya prilaku-prilaku masyarakat berupa akhlak, adat, nilai dan norma yang sesungguhnya sudah ada dalam jati diri suatu bangsa, Negara dan agama. Meskipun di sisi lain pertukaran teknologi dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa dalam dunia hari ini yang semakin canggih.

Beberapa pernyataan atas kondisi hari ini yang terjadi di Negara Indonesia ini berkenaan dengan arus globalisasi memberikan tantangan yang sangat signifikan bagi dunia pendidikan. Pasalnya cerminan para generasi muda terutama para remaja bahkan usia anak-anak, hari ini mulai mengalami degradasi moral yang sangat memilukan. Cerminan adab seorang manusia yang hilang akal sehatnya tidak lagi peduli terhadap sesama. Banyaknya tindak kekerasan, kejahatan, prilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat.

Diantara tantangan dan peluang berkenaan dengan arus globalisasi, pondok pesantren pada hari ini hadir serta mampu memberikan pengajaran, pengayoman, pembimbingan terhadap masyarakat melalui media pendidikan. Khususnya para generasi muda harapan bangsa yang akan menjadi kekuatan demi kemajuan dan keberlangsungan kehidupan peradaban besar. Hal ini dengan dilakukannya model pendidikan yang berbasis pondok pesantren modern. Melakukan langkah perpaduan bidang keagamaan dan bidang ilmu pengetahuan secara sistematis dan berkelanjutan. Membuka paradigma terkait pondok pesantren yang tidak hanya focus di bidang keagamaan saja, tetapi juga mengkaji ilmu pengetahuan yang lainnya baik berupa “saintek dan soshum”.

Karena dunia yang begitu kaya ini perlu di rawat, dikelola dan digali semua potensi sumber daya alamnya untuk kemaslahatan hajat hidup manusia seluruhnya. Hal ini perlu dibarengi oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai sikap kepribadian yang cerdas, Amanah, ikhlas dan konsisten mengemban tugas besar mengelola bumi ini. Karena pada hakikatnya jikalau manusia hanya dapat memenuhi ilmu pengetahuannya saja. Tanpa di barengi dengan kekuatan pondasi agama yang baik dan benar, maka akan terjadi pengambilalihan kekuasaan secara tirani yang berakibat pada kerusakan tatanan kehidupan dan alam yang ada disekitarnya. Sebagaimana tujuan Pendidikan menurut Imam Al-Ghazali (dalam Zainudin, 1991: 48) :

  1. Aspek kelimuwan, yang mengantarkan manusia agar senang berfikir, menggalakan penelitian dalam menggalakan ilmu pengetahuan menjadi manusia yang cerdas dan terampil.
  2. Aspek kerohanian, yang mengantarkan manusia agar berahlak mulia, berbudi pekerti luhur dan kepribadian yang kuat.
  3. Aspek ketuhanan, yang mengantarkan manusia beragama agar dapat mencapai kehidupan di dunia dan akhirat.

              Hal yang perlu di refleksi dari adanya pandangan-pandangan di atas bahwa pendidikan pondok pesantren yang berbasis pondok pesantren modern dengan pengkajian bidang ilmu agama dan ilmu pengetahuan baik saintek maupun soshum secara bersamaan. Pondok pesantren mampu menghadirkan dan mencetak para generasi unggul penerus bangsa, yang mampu mengelola serta merawat negara, bangsa serta dunia demi kemaslahatan peradaban yang maju dan mulia, dengan dua kekuatan ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Mampu melewati tantangan zaman di tengah-tengah goncangan kekuatan arus globalisasi yang dapat memberijan efek negative bagi generasi yang akan datang.

Daftar Pustaka :

Hidayat Rahmat, (2016) “Ilmu Pendidikan Islam, Menuntun arah Pendidikan islam Indonesia” Medan: LPPPI

Hidayat Ramat dan Abdillah (2019) ”Imu Pendidikan (Konsep, Teori, dan Aplikasinya)” Medan: LPPPI

Zainudin, (1991) “Seluk beluk Pendidikan dari Al-Ghazali” Jakarta: Bumi Aksara

Kemenag PDPP (2019) “Data Statistik Pondok Pesantrenhttps://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik. Diakses 31 Dsember 2022 pukul 10.00

Scroll to Top